Setelah sibuk dengan seri Bad Company, akhirnya EA kembali ke game utama Battlefield: Battlefield 3. Mengikuti seri sebelumnya Battlefield 2, Battlefield 3 juga mengusung tema perang modern yang dipopulerkan oleh Modern Warfare.
Pameran Graphics Engine Frostbite 2
Fans Battlefield tentunya ingat bahwa sejak dulu game Battlefield utama selalu mengusung tema A vs B, di mana kita bisa dengan bebas memilih pihak, dan menikmati perang baik melawan AI maupun pemain lain. Kali ini DICE merubah sistem tersebut.
Tidak lagi menggunakan sistem battle memilih pihak, DICE memberikan kita sebuah campaign single-player. Pada campaign ini kita akan diperkenalkan dengan berbagai aspek Battlefield. Kita akan mengontrol Staff Sergeant Henry "Black" Blackburn yang sedang diinterogasi mengenai keterlibatannya dalam krisis nuklir.
Tehran, salah satu lokasi yang menjadi medan perang
Pada saat dia menceritakan mengenai pengalamannya, kita akan memainkan game tersebut dalam misi yang sangat bervariasi di lokasi-lokasi seperti Tehran, Paris, Sarajevo dan berbagai tempat menarik lainnya. Kita akan menyelinap melewati musuh, mengendalikan tank, menjadi co-pilot pesawat tempur, menjadi sniper, dan masih banyak lagi. Meskipun utamanya kita mengontrol Blackburn, ada beberapa misi di mana kita mengendalikan karakter lain.
Setiap misi yang ada akan meninggalkan kesan "keren" ataupun "are you serious?" pada kita. Sebagai contoh, ada seorang sniper mengganggu kita dari gedung seberang. Solusinya? Bukan di-sniper balik, melainkan hancurkan gedung tersebut menggunakan rocket. Namun kalau kita menilik lebih lanjut, cerita dalam campaign mode ini ternyata dibuat untuk memamerkan graphics engine terbaru milik EA: Frostbite 2.
Operation Guillotine
Tidak salah memang kalau EA memamerkan Frostbite 2. Gedung yang terlihat realistik (apalagi saat hancur), ledakan begitu nyata, gempa bumi dengan gedung-gedung roboh yang terlihat menakjubkan, efek cahaya yang menawan, dan masih banyak lagi adegan-adegan yang benar-benar dibuat untuk pamer grafis.
Berbagai lokasi yang terlihat benar-benar seperti medan perang
Kita tidak selalu sendirian dalam misi. Ada teman-teman AI yang cukup pintar dan bisa menghabisi lawan, sehingga kita tidak merasa bahwa game hanya akan maju dengan keterlibatan kita sendiri saja. Tapi musuh juga tidak bodoh, mereka akan bersembunyi dan menembaki kita dari cover mereka. Sebagian dari cutscene juga menggunakan fitur QTE yang membutuhkan kecepatan dan ketelitian.
Ada berbagai sound effect yang meriah di Battlefield 3, mulai dari ledakan granat, dentuman tank cannon, sampai suara senapan mesin yang betul-betul berisik membuat kita benar-benar berasa sedang dalam peperangan sesungguhnya. Tidak banyak lagu yang disediakan, karena secara realistik, tidak ada lagu pas kita perang. Namun lagu kebangsaan Battlefield akan terdengar di salah satu cutscene, sehingga membuat cutscene yang sedikit bisa dimainkan tersebut terasa "epic".
Salah satu misi di mana kita tidak mengendalikan Blackburn
Voice acting juga benar-benar dibuat berkualitas, orang Rusia akan berbicara bahasa Rusia (tak mengerti? Untung ada subtitle) sementara orang Amerika dan lainnya akan berbicara bahasa Inggris.
Yang paling menarik adalah fitur mengganti bahasa yang diucapkan menjadi bahasa Jepang. Tidak sembarangan bahasa Jepang, mereka menggunakan voice actor yang baik sehingga tidak terdengar norak. Meskipun begitu, rasanya aneh memainkan Battlefield dengan bahasa Jepang, apalagi suara hanya benar-benar di-dub saja sehingga tidak ada lip-sync.
Inilah image yang akan terus terpatri pada benak kita: gun scope
Jika Battlefield 3 hanya memiliki single player campaign mode saja, betul-betul rugi membeli game ini. Hanya membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk menamatkan campaign mode tersebut. Adakah alasan untuk memainkan kembali campaign setelah tamat? Ada! Ternyata ada sejumlah achievement/trophy yang terkait dengan kesempurnaan kita dalam memainkan campaign.
Mencari musuh di daerah hutan ini sangatlah sulit
Bosan dengan campaign? Kita bisa terjun ke multiplayer. Daya tarik terkuat untuk memainkan Battlefield 3 bukanlah campaign hasil "ripoff" dari Modern Warfare tersebut, melainkan perang PvP dan fitur co-op. Dalam mode co-op kita bisa memainkan campaign unik yang masih berhubungan dengan cerita utama, serta mendapatkan meng-unlock multiplayer weapon.
Pada Battlefield 3 multiplayer, kita akan bisa menjadi salah satu dari empat class yang disediakan: Assault, Support, Engineer dan Recon. Tujuh class yang ada di Battlefield 2 telah disederhanakan menjadi empat class tersebut. Kita juga bisa mengkustomisasi loadout dari masing-masing class.
Campaign juga ditemani oleh para AI
Assault adalah gabungan dari class Assault dan Medic, Support merupakan gabungan dari Spec-Ops dan Support, Engineer dengan senjata RPG dan kemampuan memperbaiki kendaraan, serta Recon, seperti yang pernah ada di Battlefield 2142 dan Bad Company, adalah sebuah class sniper dengan berbagai gadget menarik seperti motion sensor dan radio beacon.
Seperti biasa, fitur XP dan unlocks dalam peperangan sudah pasti menjadi daya tarik tersendiri untuk memainkan online. Selain peperangan antar squad menggunakan berbagai class, kita juga bisa membawa berbagai kendaraan tempur yang disediakan di peta. Tersedia mode Conquest, Rush, Squad Deathmatch, Squad Rush serta Team Deathmatch.
Untuk mengakses fitur multiplayer ini, kita membutuhkan online pass yang didapatkan jika kita membeli game ini dalam kondisi baru. Tak punya online pass karena beli bekas? Jangan kuatir, karena kita juga bisa membeli online pass dari EA. Yang pasti, meskipun ada online pass, kita tidak akan rugi memainkan Battlefield 3 secara online, karena di situlah kekuatan utama game ini.
Editor's Tilt - 9,0Puas sekali melihat peperangan yang ditampilkan di Battlefield 3. Begitu banyak prajurit yang bisa hadir di layar sambil membasmi para musuh yang menembaki kita tanpa pernah merasa lelah. Di antara semua FPS yang pernah dicoba tahun ini, boleh dibilang inilah yang "the best", baik dari segi visual maupun gameplay.
Visuallly Impressive
Sedikit kekecewaan mungkin terasa dari campaign benar-benar meniru Modern Warfare, bahkan dengan gaya cerita flashback seperti Call of Duty: Black Ops, serta hilangnya mode offline melawan bot yang selama ini telah menjadi salah satu ciri seri Battlefield utama. (ZBT)