Black  Rock Shooter: The Game telah  menimbulkan hype  tersendiri sejak  diumumkan keberadaannya. Animasi pembukaannya yang  keren itu bisa jadi adalah  salah satu yang terbaik, yang pernah  dimunculkan untuk sebuah game PSP. Namun apakah hanya  dengan tampilan  animasi yang mengkilap saja sudah cukup jika membicarakan  sebuah game?
BRS: The  Game merupakan  salah satu dari  sekian banyak inkarnasi atas karakter bernama Black Rock Shooter (BRS).  Di  dalam game ini, BRS diperkenalkan sebagai sesosok klon yang  berkekuatan super  dan terbangun di masa depan yang penuh peperangan.  Saat terbangun, dia memutuskan untuk menolong  sekelompok orang yang  berjuang demi melawan serangan alien yang menyerbu Bumi.

Di balik serangan itu,  kelak bakal diketahui adanya  sesosok lain yang berkekuatan super dan mirip  dengan BRS,  sebagai  dalangnya. Gameplay dari BRS: The Game akan menempatkan kita  sebagai BRS,  yang bakal menghabisi para alien  yang menyerang dalam berbagai misi. Rata-rata misi akan membuat kita  berlari-lari  antar area menuju objektif yang diberikan sembari  menghadapi lawan.
Hal tersebut juga  menjadi sarana bagi kita untuk menaikkan level dan mendapatkan skill serta gear untuk BRS. Sekuens battle pada RPG  ini akan terjadi saat melakukan kontak dengan lawan dan membuat kita  mesti  menyasarkan target terlebih dulu ke mereka, selanjutnya barulah  serangan bisa dilakukan  dengan Rock Cannon.

Lawan bisa mendekati  kita, baik bergerak dengan  lambat mau pun cepat, atau hanya berputar-putar dan  menembaki kita.  Kebanyakan serangan yang dilakukan lawan bisa diperkirakan  dengan  mudah, sehingga membuat kita dapat mengelakkan atau mempertahankan diri   tepat pada waktunya. Menarik untuk di awal, namun bakal terasa  repetitif nantinya.
Btw, kita tak dapat sering-sering mengelak,  mempertahankan diri, atau pun  langsung menembak secara membabi buta ke  lawan, karena bakal menaikkan Overheat Bar. Saat hal itu terjadi, maka  kita hanya bisa menembakkan sedikit peluru ke arah lawan. Sementara jika  akhirnya mendapatkan status Overheat,  kita hanya bisa berdiam sembari menunggu hilangnya status tersebut.

Untuk alternatifnya, kita  dapat menggunakan active skill dan item, yang tentunya tak bakal menaikkan Overheat Bar. Namun begitu, active skill memiliki semacam waktu cool-down tersendiri, sementara untuk item hanya tersedia dalam jumlah yang  terbatas. Passive skill juga ada, hanya  saja baru terbuka satu per satu sepanjang game, yang dapat diaktifkan sebelum  memasuki battle.
Bergerak secara real-time, RPG ini cenderung mengedepankan sisi action sembari meminjam sedikit elemen dari game shooter. Membuat kita bakal sering  mengelakkan diri dari serangan lawan. Sementara adanya fitur Overheat dalam battle membuat kita lebih memikirkan strategi untuk tak hanya  menyerang dan menyerang terus, namun juga bertahan.
Lawan-lawan juga tak  akan  selalu berlaku sama. Makin dalam memainkan game ini, lawan yang dihadapi   bakal semakin terasa menantang untuk dihadapi, terlebih dengan  karakter boss. Namun begitu, tak diperlukan  banyak-banyak menekan tombol saat menghadapi karakter boss, karena pada dasarnya simpel dan kita jarang mengalami  kekalahan.
Setelah sebuah misi  selesai akan dilanjutkan ke misi lainnya hingga sebuah stage selesai, terlepas dari kita ingin mengikuti jalan cerita atau  sebuah side quest. Keseluruhan stage nantinya dapat kita akses lagi  melalui misi-misi dalam Free Hunting. Perbedaan dengan stage-stage yang biasa adalah ditiadakannya save point sebelum kita melakukan boss battle.

Walau sebenarnya game  berulang kali membuat kita kembali lagi ke mission  menu  untuk melanjutkan game kadang terasa membuat suntuk, hal tersebut   memberikan semacam pilihan yang tepat untuk berada di sebuah handheld system. Yep,  karena kita bisa memilih untuk menyudahi permainan dan  melanjutkannya  lagi di waktu yang kita mau. Pun jika kita ingin mengulangi misi  itu.
Selain itu, game ini juga menawarkan gameplay lainnya, yang membuat BRS bisa menaiki sebuah  sepeda motor nan badass demi  membabati lawan-lawan yang berkeliaran di sepanjang jalan. Namun sebenarnya setelah dirasa-rasa, gameplay tersebut hanyalah sekedar  tempelan saja. Sekuens battle dan kebanyakan ekplorasi  yang dilakukan terasa tanggung, malah sempit.

Hal tersebut didukung  besarnya area yang mesti dikelilingi dan kurangnya interaksi yang bisa kita  lakukan dengan lingkungan in-game. Bagaimana dengan boss battle?  Beberapa di antaranya memang bakal cukup  menantang, namun jika  dihitung-hitung malah lebih banyak yang terasa mudah  untuk kita  selesaikan.
Game ini kadang terasa  mencoba mengeksplor gameplay, dari  melarikan sepeda motor dengan lebih cepat sebelum mendapatkan serangan hingga  menyelamatkan semacam target dalam  waktu tertentu. Sayangnya, kebanyakan dari gameplay akan membuat kita hanya berjalan dari satu ke titik lain sembari menghabisi  seluruh lawan yang ada.

Tampilan grafisnya  cenderung standar. Hal yang cukup  disayangkan bagi sebuah game dengan animasi pembukaan  sebegitu  mengkilap. Jadi terasa sepertinya sang pengembang tak terlalu berusaha   keras untuk memberikan tampilan grafis in-game yang pantas.
Setidaknya ada poin  positif dari tampilan grafis tersebut, waktu loading terhitung cepat. Mungkin kurang dari 3 detik yang  dibutuhkan game ini untuk tiap kali melakukan loading. Beberapa cutscene memang dimunculkan, namun  terasa kosong karena tak terlalu membeberkan detil cerita.
Anehnya, nanti kita  mesti membukanya dengan kondisi tertentu. Tak seperti game lainnya, yang  langsung memunculkan seluruh cutscene di gallery setelah kita  menamatkannya.  Apakah itu untuk menambah replay value?   Berbicara tentang itu, game ini juga menambahkan beberapa misi lagi  setelah  kita berhasil menamatkannya, yang sebenarnya kurang memikat.

Berbicara untuk segmen  musik, selain lagu yang  mengiringi animasi pembukaan, musik-musik yang melatari  sepanjang game  lebih berkesan ‘retro,’  yang walau bagus dan cukup catchy namun sebenarnya kurang sesuai dengan karakter BRS. Sisi dubbing tak perlu dipertanyakan lagi karena direkruitnya banyak seiyuu ternama. Di antaranya terdapat Maaya  Sakamoto dan Miyuki Nakajima.
Editor’s Tilt - 6,5
Segala kekurangan tadi  bisa dimaklumi, karena BRS: The Game dirilis untuk sebuah handheld system,  yang sifat dasarnya untuk dimainkan kapan saja dan umumnya dianggap berdurasi  tak terlalu panjang. Kebanyakan penyuka RPG  mungkin akan merasa bahwa game ini terlalu mudah. Pembelaan dan  keberatan mungkin  akan dikemukan oleh fans BRS, yang jamak untuk  dimafhumi.

Terlebih dengan adanya  bonus tersendiri yang pastinya cukup diburu dalam collector's edition atas game tersebut, yaitu sebuah figure rilisan terbatas dari Figma untuk karakter White Rock Shooter.  Dikatakan juga bahwa game ini memiliki beberapa pilihan ending untuk ditemukan oleh gamer berdasar kondisi-kondisi  tertentu.
Bisa dikatakan ImageEpoch  berhasil menghadirkan sebuah RPG tradisional khas Jepang, namun tanpa membutuhkan banyak grinding atau pun berburu kenaikan level. Uniknya, sebagai sebuah RPG khas Jepang, game ini sangatlah singkat. Hanya membutuhkan waktu sekitar 12 jam  untuk menyelesaikan keseluruhan game.

Sementara untuk  tambahan misi sekaligus perpanjangan  jalan cerita setelah sekali menamatkan  game, yang dikatakan juga akan  mengungkap ending sebenarnya, hanyalah berdurasi sekitar 5 hingga 10 jam. Jika merasa tertantang,  dapatkanlah seluruh achievement,  bukalah seluruh gallery item, dan  habisilah karakter boss terakhir  untuk mendapatkan penyelesaian secara 100%.
BRS: The  Game bisa  terlihat keren secara tampilan namun sayangnya tak begitu mumpuni sebagai game  berkat singkatnya durasi permainan dan gameplay  yang mudah.  Untungnya, tak banyak yang menyulitkan dalam game ini jika  berbicara mengenai  kemampuan bahasa Jepang yang terbatas, karena  objektif yang ada telah ditandai  dengan jelas. (HKD)
   


 
 
 Postingan
Postingan
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar