PlayStation 3 / Xbox 360 : by : henzai kamiokande | 5/08/2011 Vincent Brooks tak begitu banyak memiliki ambisi dalam hidupnya, yang membuatnya nyaman dan merasa cukup. Dalam hal karier, pekerjaannya cukup mudah. Sementara untuk relationship, ada seorang Katherine, kekasih nan cantik yang setia kepadanya. Namun, kesetiaan Katherine sepertinya lebih kepada bagaimana ‘membangun’ Vincent untuk menjadi lebih maju dan berkembang. Hal tersebut makin dan makin sering dilakukannya terhadap Vincent belakangan ini.
Perkembangan itu membuat Vincent kuatir, terlebih saat kata ‘pernikahan’ mulai bermunculan di sela-sela percakapan mereka berdua. Pada dasarnya, Vincent adalah seorang yang setia pada kekasihnya. Namun pada suatu malam, saat pengaruh minuman begitu menguasainya, Vincent dihadapkan pada sesuatu. Tepatnya, seseorang. Seorang gadis yang membuat hidup Vincent kacau balau karena tidur bareng dalam keadaan telanjang di ranjang yang sama.
Ditambah lagi dengan mimpi-mimpi buruk yang bak menjebak Vincent di dalamnya. Membuatnya menghadapi sebuah pilihan terpenting dalam hidup. Menikahi Katherine, kekasih yang telah dipacarinya sejak lama, atau berpindah hati ke Catherine, seorang gadis berambut pirang, imut, serta seksi yang tiba-tiba ada di sampingnya saat Vincent terbangun di suatu pagi. Hal yang terburuk dari semuanya itu, Vincent bakal dijemput maut, alias tewas, jika membuat pilihan yang salah.
Tak hanya hal berat yang menimpa Vincent. Saat terjaga dari tidurnya, dia juga bisa kongkow di bar Stray Sheep bareng teman-temannya sambil meminum beragam minuman keras, seperti cocktail, sake, bir, atau whiskey. Terkadang ditimpali dengan kirim-kiriman SMS antara dirinya dengan Katherine dan Catherine. Seluruhnya itu dipersembahkan dalam sekuens bergaya anime sekaligus cell shading CG berkualitas HD demi mengungkap jalan cerita dari Catherine.
Kembali ke soal tewas tadi. Di saat yang sama, ketika Vincent dibingungkan oleh kedua gadis itu, serangkaian kematian aneh telah terjadi di kota mereka. Secara tak normal, orang-orang yang seharusnya sehat ditemukan tewas di ranjangnya dengan ekspresi tak wajar dan mimik yang sepertinya dipenuhi dengan ketakutan. Hal yang bisa menghubungkan serangkaian kematian aneh itu, semua korban adalah pria.
Rumor-rumor tak sedap bermunculan di kota, bahwa jika seorang terjatuh dalam mimpinya dan tidak terbangun sebelum mencapai pertengahan tangga(landing), maka orang itu akan meninggal dunia di kehidupan nyatanya. Mungkin cukup segitu saja untuk spoiler-nya, ya. Bukan hanya jalan cerita saja yang bakal menggugah kita dalam game terbaru rilisan Atlus di PS3 ini. Mari kita berpindah ke sisi game-nya.
Puzzle yang sangat adiktif bakal menantang gamer untuk beraksi, memanjati banyak (benar-benar banyak!) tumpukan balok-balok dengan cepat sembari menghindari kemungkinan untuk terjatuh dari ketinggian, yang bakal membuat Vincent mati seketika. Gameplay tersebut ternyata tak hanya disajikan secara single-player, karena kita juga bisa bermain bareng seorang teman, terserah untuk bekerja sama atau saling bersaing.
Seperti halnya fitur kongkow di bar untuk meminum banyak pilihan minuman keras, Catherine dimafhumi sebagai game dengan rating dewasa. Elemen-elemen seperti kekerasan, darah, seksualitas, ketelanjangan, hingga bahasa kasar merupakan ‘makanan sehari-hari’ yang bakal gamer terima saat memainkannya. Yang tentunya membuat kita mesti menjauhkan game ini dari jangkauan gamer di bawah umur. Pun hal itu terlihat dari boxart-nya yang ‘menantang’.
Terus terang, walau memang adiktif, puzzle-puzzle yang tampil dalam Catherine terbilang susah. Atlus berbaik hati dengan memberikan pilihan Retry jika Vincent tewas karena berbagai kondisi saat memanjati tumpukan balok-balok itu. Oleh karena itu, carilah checkpoint agar kita tak perlu mengulang terlalu jauh dari awal. Pilihan Retry ini akan diperhitungkan dari seberapa banyak item Mystic Pillows yang kita ambil sepanjang stage.
Jika capek (atau tega), gamer bisa memilih Return to title. Setelah memilihnya, kita akan dihadapkan pada adegan kematian Vincent di kehidupan nyatanya. Selain checkpoint di dalam stage, kita juga bisa melakukan save data di sebuah podium yang terletak di pertengahan tangga (landing). Di kehidupan nyata Vincent, save data bisa dilakukan dengan mengakses pilihan tersebut melalui handphone saat Vincent berada di bar Stray Sheep.
Selain berbicara bersama para domba dan melakukan save data ketika berada di pertengahan tangga (landing), kita juga bisa membeli item pada salah seorang (seekor?) domba gemuk yang niat berjualan item di dalam mimpi. Pertengahan tangga (landing) juga menghadirkan sebuah ruangan aneh. Dinamai Confessional, ruangan ini berujud mirip dengan ruang pengakuan dosa di gereja-gereja. Di sinilah, keputusan kita akan diuji dan bakal menentukan ketetapan hati dari Vincent.
Keputusan berupa jawaban atas pertanyaan yang diberikan pada Confessional tersebut akan membuat panah pada sebuah meter aneh bakal berpindah lebih ke arah warna merah atau biru, yang tampaknya merupakan kondisi batin sang karakter utama. Jika terkoneksi ke PSN, kita bisa melihat diagram yang menunjukkan prosentase atas jawaban yang diberikan oleh gamer lain untuk pertama kalinya saat menjawab pertanyaan di Confessional itu.
Sementara jika tidak, atau offline, maka kita akan diperlihatkan diagram yang menunjukkan prosentase atas jawab yang diambil dari sebuah survey. Survey tersebut dilakukan secara random oleh Atlus terhadap beberapa orang, baik pria mau pun wanita. Menarik juga untuk melihat adanya beberapa kesamaan jawaban, maupun perbedaan yang sedikit atau banyak, atas pertanyaan-pertanyaan itu. Rata-rata pertanyaan di Confessional akan berkaitan dengan relationship.
Btw, relationship dalam game ini tak hanya seputar asmara. Kongkow bareng teman di bar Stray Sheep termasuk dalam kategori yang sama. Vincent bisa berbicara dengan teman-temannya, pemilik bar, waitress, juga ke para pengunjung bar lainnya. Beberapa percakapan akan mempengaruhi meter aneh tadi. Kirim-kiriman SMS juga menjadi fitur unik tersendiri yang bisa kita akses saat Vincent berada di bar Stray Sheep.
Untuk penikmat puzzle, terdapat sebuah mesin arcade bergaya retro di pojok bar yang bisa dimainkan. Menampilkan game berjudul Rapunzel, kurang lebih puzzle-nya akan mirip dengan tumpukan balok-balok di mimpi Vincent, namun dengan batasan aksi yang bisa dilakukan. Selain itu, ada beberapa fitur yang tak terlalu menonjol tapi menarik dimunculkan pada bar Stray Sheep.
Seperti jukebox, yang akan menampilkan lebih banyak lagu tergantung pencapaian kita di dalam game. Juga trivia tentang minuman keras yang habis ditenggak oleh Vincent. Sedikit bernada mesum, beberapa SMS yang datang dari Catherine akan disisipi foto-foto ‘nakal’ dari gadis itu, yang membuat Vincent mesti buru-buru ke restroom demi melihatnya tanpa rasa malu.
Editor’s Tilt - 8,5
Catherine bukanlah ditujukan bagi seluruh kalangan. Secara penampakan luarnya, game tersebut menampilkan pandangan yang berbeda dipandang dari sisi bisnis gaming pada umumnya. Bagi gamer yang berniat untuk menjajalnya, Catherine secara mengagetkan mampu mengusung temanya dengan tampil secara dewasa sekaligus refreshing. Sangat menyenangkan untuk mengetahui dan akhirnya memainkan game, yang cukup jarang jika dibanding game-game lainnya, seperti ini.
Disutradarai oleh Katsuro Hashino, karakter-karakternya didesain oleh Shigenori Soejima, dan seksi suara ditangani oleh Shoji Meguro. Gamer yang pernah memainkan Persona 3 dan Persona 4 tentunya telah mengecap hasil kerja dari ketiganya. Ditambah lagi dengan dukungan dari studio animasi 4⁰C, yang banyak menangani anime-anime besar, seperti Memories-nya Katsuhiro Otomo, Mind Game, dan Tekkon Kinkreet Black & White.
Gabungan animasi dan grafis yang berkualitas tinggi, seksi suara dan desain yang stylish, dan fokus yang baik menjadikan Catherine sebagai sebuah game tersendiri yang patut dicoba oleh gamer. Ditambah dengan gameplay, replay value yang tinggi, serta tema yang dewasa, kiprah pertama Persona Team milik Atlus di PS3 dan Xbox 360 ini bisa dijadikan contoh soal jika nantinya mereka berniat merilis kelanjutan atau inkarnasi baru dari franchise Persona di kedua platform tersebut.
Namun Catherine tentu saja berbeda dengan Persona. Puzzle-nya adiktif sekaligus menyusahkan. Sayangnya kadang sisi kontrol agak menyulitkan. Kita bakal lebih banyak mendapati layar ‘Love is Over’ karena kesalahan menggerakkan Vincent ke arah yang seharusnya tak perlu. Terlepas dari gameplay-nya, jalan cerita game ini yang mungkin bakal lebih membuat gamer, utamanya penikmat anime, setia mengikutinya sampai akhir. Terlebih dengan beberapa ending yang bisa ditemui.
Strategi marketing atas game ini mengarahkan opini bahwa Catherine bak sebuah game yang semi porno. Don’t judge the book by its cover. Game ini bakal menawarkan lebih dari itu. Walau dijuduli dengan nama seorang gadis, Catherine bakal memfokuskan diri pada problema yang sering menimpa pria dewasa muda. Membimbing Vincent sepanjang game nantinya terasa bak sebuah perjalanan seorang bocah tanpa pegangan menjadi seorang pria yang termotivasi.
Sementara untuk membicarakan fitur game, kirim-kiriman SMS mungkin bakal menjadi salah satunya yang menarik, terlebih bagi gamer penyuka genre love simulation. SMS tertentu akan membuat meter yang aneh itu berpindah menuju ke arah merah atau biru. Kita bakal mengetahui apakah yang dimaksud oleh meter itu setelah mencapai ending. Jadi, sabar saja. Pun ditambah banyak quote yang menarik tentang relationship sepanjang game ini, menambah daya pikat Catherine makin meninggi. (HKD)